ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP LINGKUNGAN BISNIS

Mata Kuliah

: Manajemen dan Bisnis
Dosen : Gita Danuprata, S.E., M.M
Jurusan : Manajemen
Hari/Tanggal : Senin, 03 November 2014
Kelas : H
Sifat : Tugas Kelompok Perkuliahan – 1
Anggota Kelompok :
  • 20140410317 Tina Ayu Dwi Cahyani
  • 20140410322 Sastya Kesuma Khairunisa
  • 20140410326 Soraya Intan Nadiasari
  • 20140410331 Anggyaswari Pratiwi
  • 20140410344 Siti Husnul Khatimah

 

ETIKA DAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL TERHADAP LINGKUNGAN BISNIS

Etika bisnis merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness) dan sesuai dengan hukum yang berlaku (legal).

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuanhukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan transaksi dan kegiatan yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Tanggung jawab terhadap lingkungan

Polusi merupakan tantangan besar dalam bisnis kontemporer. Polusi adalah masuknya zat-zat berbahaya ke dalam lingkungan. Berikut adalah masalah polusi yang perlu dicari penyelesaiannya baik oleh pemerintah maupun dunia usaha:

  • Polusi udara

Terjadi apabila beberapa faktor bergabung bersama sehingga menurunkan kualitas udara. Seperti yang diakibatkan oleh asap kendaraan. Peraturan berupaya mengatur polusi udara dimana perusahaan diharuskan memasang alat khusus untuk membatasi polutan yang mereka hasilkan.

  • Polusi air

Air terkena polusi terutama akibat pembuangan bahan-bahan kimia dan sampah. Selama bertahun-tahun, bisnis maupun kota membuang sampahnya ke dalam sungai, hulu sungai, dan danau tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Berkat undang-undang yang baru dan meningkatnya kepedulian, kualitas air di berbagai daerah di Amerika Serikat membaik.

  • Polusi tanah

Terdapat dua masalah dalam polusi tanah. Yang pertama, adalah bagaimana mengembalikan kualiltas tanah yang telah rusak, karena kita tetap perlu menggunakannya. Yang kedua adalah bagaimana cara mencegah terjadinya kontaminasi di masa mendatang. Salah satu penyelesaiannya adalah dengan memisahkan limbah-limbah yang ada, kemudian memanfaatkannya. Masalah kontroversial yang utama dalam polusi tanah adalah pembuangan limbah beracun. Limbah beracun merupakan produk sampingan berbahaya dari proses manufaktur yang mengandung zat-zat kimia dan/ atau radioaktif. Sesuai sifatnya, limbah beracun tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diproses menjadi material yang tidak berbahaya. Disamping itu, daur ulang juga merupakan bidang kontroversi lainnya dalam polusi tanah. Daur Ulang adalah pengubahan sampah menjadi produk- produk yang berguna. Banyak komunitas lokal aktif mendukung berbagai program daur ulang termasuk membedakan pembuangan sampah aluminium, plastik, gelas, dan kertas pulp. Namun kepedulian dan minat konsumen dalam bidang itu meningkkat pada saat tertentu dibandingkan pada saat yang lain.

Tanggung jawab terhadap pelanggan

Perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya akan kehilangan kepercayaan dan akhirnya akan kehilangan bisnis. Selain itu, pemerintah secara aktif mengawasi apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dilakukan oleh bisnis-bisnis sehubungan dengan konsumennya. Praktik bisnis yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya dapat dikenakan denda dan hukuman dari pemerintah. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen pada umumnya terbagi atas dua kategori; menyediakan produk-produk berkualitas dan menetapkan harga-harga secara adil.

Hak Konsumen

Banyaknya perhatian bisnis terhadap tanggung jawab kepada konsumen saat ini dapat ditelusuri dari peningkatan konsumerisme, yaitu aktivitas sosial yang ditujukan untuk melindungi hak-hak konsumen dalam persetujuan (jual-beli) dengan dunia bisnis. Pada awal tahun 1960-an, Presiden John F. Kennedy mengidentifikasikan empat hak dasar konsumen yang juga didukung oleh sejumlah undang-undang federal dan negara bagian, yaitu:

  • Konsumen memiliki hak atas produk yang aman.
  • Konsumen mempunyai hak mengetahui seluruh aspek yang berkaitan dengan suatu produk.
  • Konsumen mempunyai hak untuk didengar.
  • Konsumen memiliki hak untuk memilih apa yang mereka beli.

Konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dalam hal pembelian. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan layanan yang ramah.

Penetapan Harga yang Tidak Wajar

Mencampuri persaingan dapat juga menjadi praktik penetapan harga yang ilegal. Salah satunya adalah Kolusi. Kolusi terjadi apabila dua atau lebih perusahaan sepakat untuk bekerja sama dalam tindakan yang salah seperti kolaborasi penetapan harga (price fixing). Pada beberapa kondisi, perusahaan juga bisa dituntut karena melakukan eksploitasi harga (price gouging), yaitu menaikkan harga sangat tinggi (dan kadang tidak beralasan) untuk mengikuti meningkatnya permintaan.

Etika Dalam Periklanan

Karena adanya potensi salah dalam interpretasi dalam kata dan ungkapan, maka produsen makanan (misalnya) saat ini diminta menggunakan format standar dalam memberikan informasi bahan-bahan yang terkandung dalam kemasan produk. Beberapa iklan juga diatur dalam undang-undang, karena beberapa konsumen menganggap iklan tersebut tidak dapat diterima secara moral. Antara lain pakaian dalam, kondom, alkohol, produk tembakau, dan senjata api.

Kesimpulannya, etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai- nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis disini adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Suatu etika dalam berbisnis sangat mutlak untuk di lakukan agar tidak adanya pebisnis lain yang tidak merasa dirugikan. Maju mundurnya bisnis yang dilakukan tergantung si pelaku bisnis tersebut untuk memajukan bisnisnya. Dengan menjunjung etika kita bisa membuat meningkatkan kepercayaan pelanggan, serta kemajuan dari bisnis yang kita dirikan. Jadi kalau bisnis kita ingin lebih maju dan terus ke depannya kita harus menjunjung tinggi nilai etika dalam berbisnis maupun etika dimanapun.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena:

  1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
  2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
  3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
  4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.

Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam jenjang karir. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.

Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility(selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden, melainkan juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.

Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:

Sumberdaya manusia

Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan mempekerjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya “penyisihan gaji”, “penggalangan dana” ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.

Manajemen risiko

Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang “mengerjakan sesuatu dengan benar”, baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan¾yang semuanya merupakan komponen CSR¾pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.

Membedakan merek

Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat.

Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu¾biasanya yang terkait dengan produknya¾yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut.

CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.

Ijin usaha

Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu ‘kebenaran” secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha di luar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.

Motif perselisihan bisnis

Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.

Sumber:

Bab iii menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab from Shelly Intan Permatasari

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan

 

Leave a comment